Di setiap malam ketika aku merebahkan badanku di atas tempat istirahat, dan mulai memejamkan mata untuk menyelesaikan perjuangan hari ini, aku selalu berharap kamu yang datang di mimpiku. Di sela-sela do'a sebelum tidur, ku ucap harapanku agar bertemu denganmu di dalam mimpiku. Lalu ketika kamu benar-benar hadir di mimpiku, aku terbangun dengan kebahagian, dan itu membuatku semakin bersemangat untuk menyambut hari. Namun, itu dulu. Kenyataannya, pagi tadi kamu hadir di dalam mimpiku dengan membawa perasaan yang berbeda dengan waktu itu. Tak ada lagi rasa bahagia. Tak ada lagi semangat menyambut hari. Tak ada lagi harapan-harapan indah yang dulu kita rangkai bersama. Kenapa aku mulai benci dengan hadirmu di mimpiku? Ataukah ini caramu agar aku membencimu? Aku tak akan membencimu, karena cinta tak mengajarkan itu. Aku hanya kecewa dengan pilihanmu. Bagaimanapun, kamu telah bertahun-tahun mengajariku untuk bahagia. Sudahlah, jangan pernah datang lagi.
(Aku, 30 Mei 2018)