Alun² Malang, 28 Februari.
"Mas, minggu depan kan mas ulang tahun, mau dikado apa?", tanya si 'adek'.
"Siapa mau kasih kado? Kamu?", tumben pikirku. Pasti ada maunya ini.
"Kebiasaan deh, ditanya malah tanya balik. Jawab dong mau dikado apa?"
"Hehehe. Hm, apa ya? Ngga ada sih. Eh, makasih udah ngingetin umur. Ngga kerasa udah tuwir aja hahaha."
"Ihh, seriusan mas!", jawabnya mulai kesal.
"Dihh, ngegas, hahaha.", lucu sih liat dia kesel gitu.
"Mas tu ya, dariiii dulu gitu mulu, ngeselinnya gak berubah.", cecarnya karena kesel aku jawab muter-muter.
"Ya kan aku bukan porenjes, emang kamu mau aku berubah jadi renjer apa? Renjer biru?", imbuhku berusaha mengubah topik pembicaraan.
"Kan kaan, mesti jawabnya muter². Tau ah.", sambil memalingkan muka, menatap HP.
"Ciee ngambek cieeee."
"Tauk!"
"Hahahaha. Eh dek, mau es krim? Ada yang jual itu."
".....", diam, tapi agak melirik ke arah yang kutunjuk. Sepertinya memastikan gak kukerjain lagi.
"Kok diem? Mau coklat, stroberi, atauuuu, aku?", sedikit kugoda.
"Semua!"
"Dihh, doyan, hahahaha."
"😤", dijawab dengan tatapan tajam, setajam sil*t. Cantik-cantik, tatapannya nyeremin juga.
"Hahahaha, iya iyaa, ngambek mulu cepet tuwir loh nanti hahahaha. Tunggu bentar ya.", sambil agak berlari, takut diterkam. Awrrrr.
"🙄"
....
"Ini nyonyah es krim nyaa", ku serahkan es krim rasa coklat & stroberi, kemudian duduk di sebelahnya.
"Makasiih. Kok cuma dua? Mas mana?"
"Nha ini segede gini, seganteng gini, masa gak keliatan sih?", aku ganteng sih emang. Setidaknya kata ibu sm nenekku gitu.
"Es krimnya maass 😑", sungutnya.
"Ngga ada, liatin kamu makan aja. Tapi sambil pasang muka melas, masa gak dikasih hahahaha."
"Haha. Nggak! Aku lagi pelit!", jawabnya dengan ketus.
"Hmm, gituu."
"Nih satu buat mas 🙂", dengan senyum manis. Es krimnya aja jadi meleleh karena senyumannya.
"Bener nih dikasih aku? Ngga ada paksaan kan? Ngga ada intimidasi kan?", candaku.
"Yauda sini kalau gak mau", berusaha merebut kembali es krim yang baru dikasih.
"Ooo, tidak bisaa. Hahaha.", kujauhkan es krim dari jangkauan tangannya.
....
"Mas?"
"Hmm"
"Maas"
"Apa sayaangku cintaku?", jawabku sambil menoleh ke arahnya.
"Hehe. Jawab dong yang tadi. Mas mau apa?"
Sejenak aku termenung, "Ngga ada sih dek, aku pengen bisa lebih banyak bersyukur aja, sama semua yang udah Tuhan kasih selama ini, bersyukur bisa sama kamu juga."
"Kenapa mas?"
"Apanya?"
"Kenapa kyk gitu? Biasanya kan orang pengen punya ini itu gitu"
"Ya pengen juga lah, tapi sebelum itu, mau bisa bersyukur dulu. Aku takut kalau dikasi banyak, gak bisa bersyukur, ngerasa kurang terus, buyar hidupku nanti. Ohh, sama biar bisa terus bermanfaat buat orang lain."
"Hmm gitu. Iya ya, mas dari dulu suka bantu² temennya kan ya, sampai ada yg S2, padahal mas belum lulus S1 hahahaha."
"Yee, udah lulus ya sekarang."
"Iya iyaa yg udah Sarjana. Semoga aku bisa segera nyusul jadi Sarjana juga, amiin"
"Iyaa, amiin"
"Tapi bantuin, hehehe"
"Huuu.."
"Mas, mas kalau bantu² temen gitu gak takut dimanfaatin?"
"Ngga sih, kalau aku ngerasa udah berlebihan ya tak tolak. Dulu ada yang bilang, hey jangan deket si itu, nanti kamu dimanfaatin. Tapi ya tetep aja. Selama aku bisa, InsyaaAllah tak bantu. Gitu aja sih, udah seneng aku."
"Iya mas, 'ada yang lebih daripada bahagia, yaitu bisa bermanfaat bagi orang lain'."
"Iya, eh kayak kenal kata² itu.",
"Kata²nya mbak kerudung pink, hehe. Ceritain lagi dong mas yang pas ketemu dia."
"Ohhh, pantes. Ngga ah. Eh bentar², jangan² cewe kerudung pink itu kamu dek? Eh, ngga deng, ngga mungkin."
"Kenapa mas?", jawabnya penasaran.
"Cantikan dia soalnya, hahahaha."
"Ihhh, nyebeliiin. Yaudah sana sama dia aja."
"Uluhuluuluu, ngambek lagi cayangku"
"Es krim!", dijawabnya, to the point.
"Hahahaha, langsung tembak aja. Iyaa besok beli lagi. Udah cukup hari ini, kamu udah manis, jangan kebanyakan manis² nanti diabet. Dah yuk pulang, udah sore."
Di parkiran, aku ketemu teman kontrakan, "Hey cok", sapanya. "Oh hey, tko ngendi? Lapo gowo senter?", jawabku penasaran. "Heh! Hee! Hoeeee!", kemudian diarahkan senter itu ke mataku. "Sulap goblok", umpatku sambil merem menutup mata. Pelan-pelanku buka mata, silau, dan sayup² ku dengar panggilan, "Hey cok, hee tangi, hoeee. Lapo kon turu karo guya-guyu dewe?". Oalahh, tibaknya aku ngimpi iku mau. Kmprt.