Perjalanan #6 : Alun-Alun Kota Malang

13 Juli 2018

Alun-alun Kota Malang, photo by @rezaiqbal

Setelah selesai dengan sarapan romantis kita, selanjutnya kita hanya jalan-jalan di alun-alun kota Malang, melihat air mancur, melihat burung merpati yang sedang bermain, dan juga melihat orang-orang sedang menikmati suasana alun-alun sama seperti kita.

Pagi menjelang siang, kita istirahat sejenak, duduk-duduk santai, ngobrol tentang semua hal, dari yang penting sampai yang paling penting. Memang tidak ada yang tidak penting dari obrolan kita, bukan karna topik pembicaraannya, tapi kebersamaan yang membuatnya sangat penting. Kamu pun juga penting buatku, dek.

Aku memang sudah lama menunggu momen-momen seperti ini bersamamu, momen saat kita saling bercerita, saling memuji satu sama lain, dan saling mengutarakan rasa cinta masing-masing.

Saking asiknya ngobrol ngalor-ngidul, aku pun hampir lupa harus menunaikan ibadah sholat Jum'at. "Mas, Jum'atan dulu, gih!" pintamu waktu itu. Ini juga yang membuatku suka dan cinta sama kamu. Tak pernah libur mengingatkanku dalam hal kebaikan. Kamu memang baik dan merupakan sosok wanita idaman. "Aku tunggu di sini ya mas? Cepet balik kalo udah selesai".

Aku senang mendengar kalimat itu darimu. Menurutku, itu adalah kalimat rindu yang berarti tak mau ditinggal pergi lama-lama. Atau memang kamu tak suka menggu lama? Entahlah, semoga suatu saat nanti kamu bisa menjelaskannya padaku, dan aku berharap kamu menjawab dengan pernyataanku yang pertama. Agak maksa sih ini, hehe. Aku melangkah pergi meninggalkamu untuk menunaikan kewajibanku.

Selesai sholat aku langsung menemuimu. Dari kejauhan kulihat kamu sudah mulai lelah menunggu dengan wajah merah karna kepanasan, dan bedak dan lipstik yang mulai memudar. Saat itu aku merasa bersalah telah meninggalkanmu sendirian. Tapi, raut wajah itu langsung berubah ketika aku mendekatimu, "udah balik toh, mas?" sapamu dengan senyum andalanmu yang membuat rasa bersalahku hilang. Kamu memang juara membuatku bahagia dengan menutupi semua kelelahanmu.

"Engga capek kok mas. Aku malah suka liat mas balik dari masjid", tiba-tiba kalimat itu terucap dari bibirmu dengan lembut penuh senyum seakan kamu paham apa yang aku pikirkan dan khawatirkan. Aku tau sebenarnya kamu bosan dan capek menunggu, hanya saja kamu terlalu hebat menutupi itu semua apalagi dengan senyum manismu itu. Mungkin inilah alasan kenapa senyum itu ibadah, karna senyuman akan menghadirkan energi positif dan kebahagiaan bagi diri sendiri dan orang lain. Dan membuat orang lain bahagia itu adalah kebaikan yang berpahala. Ya, aku bahagia melihat senyummu, aku makin jatuh cinta karna senyum manismu.

Buah Viqirr-an Lainnya

2 Komentar

  1. Karena cinta., tak kan pernah ada penyesalan meski harus banyak berkorban.
    .
    Ayo aku bantuin nyisi tulisa di blognya.. kalau lg gak males sih..😁😁😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kata pak jiwo, tak ada pengorbanan didalam cinta.ketika kamu merasa berkorban, disaat itulah cintamu memudar 😀

      Lho ayo, kita tuangkan kisahmu di blog ini hehe

      Hapus