Perjalanan #8 : Malam Tangis

18 Agustus 2018


www.medanwisata.com

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Dinginnya kota Batu sudah mulai merasuk dalam tubuh. Tapi, itu tidak membuat kita gentar untuk melanjutkan perjalanan rindu ini.

Sepulang dari museum angkut kita menyempatkan mampir ke alun-alun kota Batu. Alun-alun yang dipenuhi dengan lampion menambah kesan romantis malam itu. Biasanya aku ke sana bersama teman-teman hanya sekedar untuk menghilangkan penatnya kuliah. Tetapi kali ini berbeda. Aku bersamamu, kekasih. Membongkar tabungan rindu yang sudah bertahun-tahun kita simpan.

Alun-alun Batu memang ramai ketika weekend. Pengunjungnya akan bertambah berkali-kali lipat daripada hari biasa, dan makin banyak juga penjual jajanan. Tapi aku tak terlalu peduli dengan semua itu, yang aku pedulikan hanya kamu, teman LDR sekaligus wanita penyuplai cinta di hati.

"Mau jajan apa dek?", tanyaku. Kulihat tatap matamu menelusuri setiap makanan yang dijajakan oleh pedagang. Kurasa cacing di perutmu sudah meronta-ronta ingin diberi makan, karna aku pun juga kelaparan, hehe.

"Beli telur gulung yuk mas". Tak perlu pikir panjang, aku menuruti permintaanmu. Kita berkeliling mencari telur gulung dengan menatap secara detil setiap jajanan yang kita lewati. Tapi nyatanya tak hanya telur gulung yang dibeli, pempek Palembang pun dibungkus. Sepertinya gadis Bugis ini memang lapar.

Kamu menikmati semua makanan yang dibeli, sedangkan aku menikmati kamu yang sedang khusyuk menghabiskan makanan. Ketika aku memandangmu penuh hikmat ternyata aku lupa sesuatu. Aku lupa membelikanmu minum. Sesegera mungkin aku pamit sebentar untuk membelikanmu minum. Tidak lucu kalau wanita cantik ini tersendak karena makanan, di tempat umum pula.

Dan makanan dilahap, susu rasa strawberry pun sudah diteguk habis. Perut kenyang, lanjut jalan, dan bergandengan tangan. Duh elahh, romantis.

Di tengah syahdunya malam yang dibalut dengan obrolan hangat, aku membuat kesalahan fatal. Ketika aku sedang membalas chat temanku, kamu tak sengaja menyenggolku yang membuat pesan yang belum selesai kutulis itu terkirim. Reflek aku berteriak, tidak kencang juga sih, tapi sepertinya reflek teriakanku itu terlihat seperti membentakmu. Seketika wajahmu yang awalnya penuh senyum, berubah menjadi diam yang menyakitkan.

Tak lama berselang, beberapa tetes air mata menitik dari kedua kelopak matamu. Mengalir lembut di kedua pipi kemerahanmu, hingga malam itu berubah menjadi malam yang begitu kacau buatku. Kamu tak henti-hentinya menangis, diam seribu kata yang membuat hatiku semakin merana. Sudah kedua kalinya air matamu jatuh karenaku. Begitu lembutnya hatimu, kekasih.

Aku teringat waktu itu, di siang yang penuh candaan dan keceriaan di ruang kelas XI IPA. Pertama kalinya aku membuatmu menangis dan pertama kalinya juga aku merasa menjadi laki-laki yang menyebalkan. Ya, menyebalkan dengan cara bercandaku yang keterlaluan. Berhari-hari kamu tak menyapaku, ruang kelas terasa dingin sedingin sikapmu padaku. Semua cara sudah aku lakukan untuk mengembalikan senyummu agar kita bisa bersenda gurau lagi. Tapi apa daya semua caraku tak pernah berhasil. Aku pun sempat marah waktu itu, padahal aku cuma bercanda tapi kamu terlalu memasukkannya ke dalam hati. Tapi, memang dasarnya kamu wanita lembut yang sangat sensitif perasaannya, harus berhati-hati agar tak menyinggung perasaanmu.

Kamu tau dek, dulu ketika aku melanjutkan menulis materi pelajaran di bukumu karena aku ingin menebus kesalahanku itu, aku menulisnya dengan suasana hati yang tak karuan. Pertama kalinya aku membuat wanita menangis dan pula membuatku patah hati. Ternyata, tangismu itu bisa membuat lelaki sepertiku ini patah hati, dan waktu itu aku berjanji tak akan membuatmu menangis lagi. Tetapi, malam ini aku ingkar terhadap janjiku sendiri.

Maafkan aku dek, tak pernah sedikitpun ada niat untuk membuatmu menangis. Karena tangismu adalah lambang kegagalanku menjadi seorang laki-laki yang tak bisa membuatmu bahagia. Sudahilah tangismu malam ini, aku tak mau pertemuan ini berubah menjadi diam yang tak berujung.

Buah Viqirr-an Lainnya

Tidak Ada Komentar